Feature

Bolehkah Ibu Hamil Makan Sate, Ini Faktanya!

0
Bolehkah Ibu Hamil Makan Sate, Ini Faktanya!
(foto: shutterstock)

Oleh: dr. Devia Irine Putri

SIAPA yang tidak suka satai alias sate? Makanan berbahan potongan daging kecil yang dipanggang ini memang nikmat, apalagi jika disantap bersama sepiring nasi putih hangat. Meski menggoda selera, satai tidak boleh dikonsumsi sembarangan, terutama bagi ibu hamil. Bahkan, ada mitos yang menyebutkan bahwa ibu hamil tidak boleh makan sate. Nah, sebenarnya mitos atau fakta, sih, ibu hamil tidak boleh makan sate?

Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate, Mitos atau Fakta?

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa makan sate saat hamil diperbolehkan. Dengan catatan, sate dimakan tidak berlebihan dan proses pengolahan dagingnya harus diperhatikan. Umumnya, sate menggunakan daging sapi, ayam, ataupun kambing. Nah, daging yang tidak dimasak hingga matang masih mengandung toksoplasma serta bakteri berbahaya lainnya. Saat dikonsumsi, sate yang kurang matang tentu bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Risiko terburuknya, ibu dapat mengalami keguguran. Selain itu, ibu hamil bisa mengalami gangguan kesehatan akibat mengonsumsi sate atau daging yang tidak matang, seperti:

  1. Keracunan Bakteri 

Bakteri pada daging yang dimasak kurang matang bisa tumbuh dan berkembang biak di dalam tubuh. Akibatnya, Bunda berisiko mengalami keracunan makanan akibat infeksi bakteri, seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter. Gejala keracunan makanan yang bisa muncul, seperti diare, muntah, serta kram perut.

  1. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi akibat parasit protozoa Toxoplasma gondii. Seringkali, protozoa ini berada di daging yang belum matang. Apabila Bunda terinfeksi toksoplasmosis ketika hamil, khususnya pada trimester 1, janin bisa mengalami masalah kerusakan mata atau otak.

  1. Listeria 

Daging yang kurang matang dapat tercemar oleh bakteri listeria. Infeksi bakteri listeria dapat menyebabkan gejala, berupa demam, nyeri otot, mual, dan diare. Tidak hanya itu, bakteri listeria juga bisa menimbulkan keguguran maupun kondisi fatal lainnya.

Satu-satunya cara membunuh bakteri ini adalah dengan memasak makanan hingga matang atau melalui proses pasteurisasi. Karenanya, Bunda harus memperhatikan tingkat kematangan sate. Pastikan pula daging yang digunakan masih segar. Mengonsumsi daging yang tidak segar, sama saja dengan memasukkan bakteri ke dalam tubuh.

Tips Aman Makan Sate saat Hamil

Jika benar-benar ngidam makan sate saat hamil, Bunda disarankan untuk membuatnya sendiri. Tujuannya untuk lebih menjamin tingkat kematangan dan kebersihan sate. Masak sate hingga matang betul dan mencapai suhu 75 derajat Celsius. Suhu yang panas dapat menghancurkan bakteri dan mikroorganisme berbahaya lainnya. Tidak ada jenis daging khusus yang disarankan untuk ibu hamil. Bunda bisa mengolah daging sapi, kambing, maupun ayam untuk dijadikan sate. Asalkan, tetap memperhatikan cara pengolahannya dan membatasi jumlah sate yang dikonsumsi. Ibu hamil disarankan mengonsumsi sekitar 65 gram daging sapi atau kambing. Sementara, daging ayam sebesar 80 gram.

Selain itu, hal yang perlu diperhatikan ibu hamil ketika membuat sate, di antaranya:

  1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menangani daging mentah ataupun sebelum makan.
  2. Simpan daging mentah dengan hati-hati di kulkas. Usahakan agar air dari daging tidak menetes atau mengenai makanan lain di lemari pendingin.
  3. Daging beku dari freezerharus dicairkan dengan suhu ruangan terlebih dulu sebelum dimasak.
  4. Saat menyiapkan satai, pisahkan daging mentah dari makanan lainnya yang tidak perlu diolah bersama, seperti nasi dan sayuran.
  5. Gunakan peralatan masak yang terpisah untuk daging mentah dan daging yang telah diolah.
  6. Jangan meletakkan makanan yang sudah matang di atas piring atau permukaan yang telah digunakan untuk daging mentah.
  7. Sebelum daging disate, tunggu hingga arang menyala merah.
  8. Ketika memasak, pastikan daging tidak berwarna merah muda di bagian tengahnya. Daging berwarna agak merah atau merah jambu, artinya belum matang. Daging yang matang warnanya putih hingga bagian dalamnya.
  9. Jangan berasumsi bahwa daging yang hangus di luar berarti sudah matang di bagian dalamnya.
  10. Pilihan yang paling aman adalah dengan memasak daging terlebih dulu sebelum memanggangnya di arang. Tujuannya, agar daging yang sudah matang tidak perlu dipanggang terlalu lama, sehingga mencegah munculnya zat pemicu kanker alias karsinogen.
  11. Sate harus dipanggang bolak-balik agar matang secara merata.
  12. Saus yang sudah digunakan pada daging mentah, jangan digunakan untuk sate yang sudah matang.

Jadi, bolehkah ibu hamil makan sate? Tentu saja boleh makan sate saat hamil. Dengan catatan, daging sate benar-benar dimasak matang dan tidak dikonsumsi berlebihan. Hal ini penting, terutama bagi ibu hamil dengan masalah kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan tips di atas agar Bunda terhindar dari infeksi bakteri, parasit, dan kuman lain yang berasal dari makanan.**(Sumber: KlikDokter/bpos-jit)

 

admin@sehat

Bisakah Membesarkan Mr. P dengan Pasta Gigi?

Previous article

Bolehkah Lakukan Hubungan Seks Saat Mens?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Feature