Oleh: dr. Atika
JERAWAT merupakan keluhan yang identik dengan masalah penampilan. Ini karena kondisi tersebut umumnya muncul di wajah atau punggung. Namun, pada beberapa kasus, seseorang juga dapat mengalami keluhan jerawat di vagina, lho! Meski tidak tergolong berbahaya, jerawat pada vagina tentu dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Rasa nyeri dan kurang nyaman bisa muncul akibat adanya jerawat pada vagina. Ditambah lagi bila keluhan ini terjadi pada wanita yang sudah menikah. Bukan tidak mungkin kehidupan seksualnya akan ikut terganggu.
Ternyata ada berbagai penyebab yang bisa mendasari kondisi jerawat di vagina. Karena penyebabnya berbeda, maka penanganannya pun bisa berbeda-beda.
Penyebab Jerawat di Vagina
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan tumbuhnya jerawat pada vagina, antara lain:
- Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak merupakan eksem yang terjadi, akibat paparan bahan-bahan yang bersifat kimiawi (iritan) maupun non-kimiawi (alergen). Sabun pembersih vagina, pelumas kelamin, kondom, dan detergen adalah beberapa hal yang bisa menjadi pencetusnya. Gambaran kelainan kulit yang dapat muncul cukup bervariasi, mulai dari kemerahan, kulit berbintil-bintil, hingga gatal.
- Folikulitis
Penyebab jerawat di vagina lainnya adalah folikulitis. Kondisi ini adalah infeksi dan peradangan folikel rambut sekitar vagina yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Folikulitis umumnya didahului oleh luka di area sekitar vagina. Penyebab dari kondisi ini, misalnya mencukur rambut kemaluan dengan pisau cukur yang terlalu tajam dan kurang bersih.
- Hidradenitis Suppurativa
Hidradenitis suppurativa atau sering disebut acne inversa, merupakan peradangan kulit kronis yang menyebabkan timbulnya benjolan merah mirip jerawat dan rasa nyeri di area sekitar vagina. Benjolan yang muncul akibat kondisi ini mengandung suatu cairan, yang jika pecah akan mengeluarkan bau tak sedap. Penyebab jerawat di vagina ini adalah sumbatan pada folikel rambut di area sekitar vagina. Pemicu sumbatan bisa berupa keringat berlebih, gangguan hormon, obesitas atau kelebihan berat badan, dan kelainan genetik.
- Kista Bartholin
Kelenjar bartholin adalah kelenjar yang terletak persis di pembukaan vagina. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan cairan yang dapat melubrikasi (pelumas) vagina. Ketika terjadi sumbatan pada saluran keluarnya, kelenjar ini akan membengkak dan membentuk suatu kista. Ini adalah penyebab jerawat di vagina yang cukup umum. Biasanya, ketika kista bartholin berukuran kecil, penderita tidak menyadari keberadaannya. Apalagi kista ini umumnya tidak menimbulkan gejala apa-apa.
Namun, ketika kista berukuran cukup besar, ditambah lagi terdapat infeksi oleh kuman, berbagai gejala dapat muncul. Keluhannya, antara lain nyeri pada benjolan, rasa kurang nyaman saat bergerak, hingga demam. Nanah juga dapat muncul di sekitar benjolan (abses). Beberapa penyebab vagina berjerawat di atas sering ditemui di masyarakat. Oleh sebab itu, penentuan penyakit yang mendasari timbulnya jerawat pada vagina lebih baik dilakukan lewat pemeriksaan ke dokter.
Cara Mengatasi Jerawat di Vagina
Anda perlu mengetahui cara mengatasi vagina berjerawat, agar tidak menyebabkan keluhan jerawat semakin memberat. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan di antaranya:
- Jaga Kebersihan Vagina dengan Saksama
Banyak penyebab jerawat pada vagina bermula dari kurangnya kebersihan pada area tersebut. Ketika kulit area vagina kurang higienis, maka saluran keluar kelenjar-kelenjar dapat tersumbat akibat lapisan sel kulit mati atau kotoran yang ada di atasnya. Ingat, Anda hanya cukup menjaga kebersihan area luar vagina. Pembersihan area vagina sebelah dalam tidak perlu dilakukan, mengingat sudah terdapat mekanisme tubuh untuk membersihkannya lewat sekresi kelenjar di vagina dalam.
- Hati-hati dalam Memilih Produk untuk Area Vagina
Cermati produk yang Anda gunakan di sekitar vagina. Produk yang mengandung pewangi dan pengawet bisa saja menimbulkan iritasi bagi Anda yang berkulit sensitif. Iritasi juga dapat berujung pada terbentuknya jerawat pada vagina. Cara mengatasi jerawat di vagina dapat dilakukan dengan mewaspadai penggunaan beberapa produk, di antaranya sabun pembersih khusus vagina, pelumas vagina, dan pembalut.
- Hindari Memencet Jerawat dan Mengoles Krim Sembarangan
Memencet benjolan berupa jerawat pada vagina bukanlah ide yang baik. Pemencetan akan memperberat kondisi radang yang terjadi sehingga berpotensi memperparah nyeri. Apalagi, bila pemencetan dilakukan dengan alat yang tidak steril, tentunya jerawat malah akan terinfeksi oleh kuman. Ketika terinfeksi bakteri, nanah akan terkumpul pada jerawat. Selain itu, penggunaan krim yang belum jelas indikasinya bukanlah cara tepat untuk menghilangkan jerawat di vagina. Jadi, hal ini juga sebaiknya Anda hindari.
- Kompres Hangat
Cara menghilangkan jerawat pada vagina yang bisa Anda coba adalah mengompres hangat jerawat. Cara ini merupakan salah satu cara terbaik yang dapat Anda lakukan sebagai pertolongan pertama. Selain mengurangi rasa nyeri yang Anda rasakan, kompres hangat bisa membantu memperkecil jerawat sehingga bukan tidak mungkin jika jerawat pada vagina bisa hilang.
- Konsultasikan Keluhan Anda ke Dokter
Ketika keluhan jerawat pada vagina sudah semakin memberat, konsultasikan pada dokter untuk memperoleh penanganan yang dapat meredakan keluhan Anda. Penanganan tersebut bervariasi, tergantung dari penyebab yang mendasari. Bentuk penanganan yang dilakukan mulai dari pemberian antibiotik hingga tindakan drainase (pengeluaran) nanah dari jerawat.
Ternyata, cara menghilangkan jerawat di vagina tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Demi kenyamanan dan kesehatan area vagina Anda, cermatlah dalam menentukan penanganan yang Anda ambil.**(Sumber: KlikDokter/bpos-jit)
Comments